Selamatkan Hutan, Warisan Alam Generasi Penerus
![]() |
edit by Canva |
Lahir dan besar di Kalimantan merupakan kemewahan bagi saya. Bagaimana tidak, Kalimantan menjadi salah satu paru-paru dunia karena kekayaan dan kelestarian hutannya. Saya ingat sekali kota tempat kelahiran saya masih banyak hutan di dalam kota, atau biasa disebut hutan kota, serta hutan mangrove sebagai tempat wisata alam terbaik di kota itu. Saya juga pernah berkunjung ke Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup, yakni Konservasi Beruang Madu di Balikpapan, selain lebih dekat dengan hewan yang sangat dilindungi itu juga lebih mengenal alamnya yang asri.
![]() |
KWPLH Balikpapan 2018 |
Saya juga pernah berwisata alam ke Puncak Becici Yogyakarta, yang merupakan kawasan hutan pinus. Saya bisa menikmati nuansa alam dan hawa sejuk dari hutan pinus.
![]() |
Puncak Becici 2019 |
Sebenarnya apa sih jenis hutan yang ada di Indonesia ini?
Mengenal Hutan Indonesia
Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia berada di daerah Khatulistiwa dengan posisi geografis terletak antara 6o L sampai 11o LS. Posisi ini menyebabkan Indonesia beriklim tropis, dengan curah hujan yang tinggi dan suhu udara yang panas. Indonesia memiliki hutan yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia, mencakup hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan Kalimantan dan Papua. Menurut data Forest Watch Indonesia (FWI) pada 2013, ada sebanyak 82 hektar luas daratan Indonesia yang masih tertutup oleh hutan. Hutan di Indonesia umumnya adalah jenis hutan hujan tropis yang merupakan hutan dengan pohon-pohon tinggi dan iklim yang hangat. Selain itu, hutan hujan tropis biasanya memiliki curah hujan yang tinggi dan memiliki musim kering yang pendek, yaitu lebih dari 1200 mm per tahun.
Sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau yang panjang dan curah hujan sedikit. Kondisi alam dengan perbedaan iklim seperti itu menyebabkan hutan tumbuh berbeda. Jenis hutan di Indonesia menurut iklim dibedakan menjadi hutan hujan tropis dan hutan monsun.
Hutan Hujan Tropis di Indonesia
![]() |
Hutan hujan tropis |
Ciri-ciri hutan hujan tropis di Indonesia adalah sebagai berikut :
- Pohon-pohon tumbuh tinggi dengan ketinggian mencapai 50 meter
- Vegetasi beraneka jenis
- Batang pohon besar dan lurus
- Kanopi rapat sehingga sinar matahari tidak menembus ke tanah
- Tumbuhan epifit menempel di pohon
- Terdapat tumbuhan palu-pakuan, liana, saprofit, parasit dan lumut
- Daun-daun hijau sepanjang tahun
Ada sepuluh jenis hutan hujan tropis di Indonesia : hutan hujan pegunungan tinggi, hutan hujan pegunungan rendah, hutan tropis dataran rendah, hutan subalpin, hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, hutan kerangas, hutan batu kapur dan hutan pada batu ultra basik.
Hutan Monsun
![]() |
Hutan monsun |
Ciri-ciri hutan monsun ialah suatu bioma berupa hutan di wilayah tropika dan subtropika yang memiliki iklim hangat sepanjang tahun, namun mengalami musim kering (kemarau) yang nyata. Hutan Monsoon Tropis umumnya mempunyai curah hujan yang tinggi. Namun, curah hujan tersebut terkonsentrasi pada beberapa bulan saja dan mempunyai musim kemarau yang nyata. Hutan musim umumnya mempunyai waktu musim kemarau yang lebih dari dua bulan. Hal ini menyebabkan sebagian tanaman meluruhkan daunnya (meranggas) untuk mengurangi penguapan. Itulah sebabnya hutan ini disebut musiman, atau ada pula yang menyebutnya hutan luruh daun. Hutan Musim Tropika dapat ditemukan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku. Hutan monsun di Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu hutan monsun meranggas, hutan malar hijau dan sabana.
Manfaat Hutan
Tentu saja hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan :
Manfaat Umum
Hutan sebagai penghasil kayu, rotan, damar, dan bambu. Manusia menebangi pohon untuk mendapatkan kayu yang dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti membuat rumah, membuat meja, kursi, dll. Bermanfaat bagi lingkungan hidup, seperti membantu konservasi sumber daya alam dan menjaga keseimbangan lingkungan. Pohon-pohon hutan menjaga suhu udara agar tidak panas. Hutan juga menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
Manfaat Sosial Ekonomi
- Penghasil kayu bakar, kayu bangunan dan kayu arang
- Penghasil bahan baku kertas
- Sumber pangan dan mata pencaharian penduduk
- Objek wisata alam
Manfaat Fisik
- Penahan abrasi
- Penahan angin laut
- Menahan dan mengendapkan hasil erosi Sungai
Manfaat Biologi
- Sebagai habitat makhluk hidup seperti burung, serangga, satwa liar dan hewan liar
- Tempat pemijahan ikan dan udang
Manfaat ekologi
- Penahan intrusi air laut ke darat
- Mengurangi gas asam arang di udara
Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
![]() |
kebakaran hutan, pic by CNN Indonesia |
Hutan memang memberikan manfaat besar bagi ekosistem alam, tapi terkadang bukan hanya alam sendiri yang menyebabkan kebakaran namun juga ulah manusia. Bencana kebakaran hutan selalu menjadi bencana berulang di Indonesia, sejak tahun 1982. Saya sendiri pernah merasakan dampak kebakaran hutan tahun 2015 yang disinyalir sebagai kebakaran hutan terparah di Indonesia. Asap menebal di mana-mana, menyebabkan sesak napas bahkan menimbulkan infeksi saluran pernapasan. Langit menjadi abu-abu bahkan menghitam, tak pelak mengganggu kegiatan transportasi udara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beraneka ragam biologis, memiliki hutan dengan beragam manfaat dan keindahan alamnya, tetapi tak lepas dari fenomena kebakaran hutan yang merusak ekosistem. Beberapa di antaranya disebabkan oleh iklim el Nino serta kelalaian dalam mengelola hutan, juga aktivitas pembakaran lahan yang tidak terkendali untuk keperluan pertanian.
Berikut rekam jejak kebakaran hutan di Indonesia, dilansir dari Forum Geosaintis Muda Indonesia :
Kebakaran hutan 1982-1983
Pada tahun 1982, kebakaran hutan pertama terbesar terjadi di Kalimantan Timur akibat kelalaian dalam mengelola hutan dan fenomena iklim El Nino. Fenomena iklim El Nino menyebabkan kekeringan parah antara Juni 1982 hingga Mei 1983. Kala itu kemarau berkepanjangan, ditambah aktivitas pertanian tradisional, yaitu ladang berpindah dengan membakar lahan baru sebagai wilayah perkebunan tanaman semusim seperti padi, ubi dan jagung. Selain itu, aktivitas pembalakan liar yang meninggalkan akumulasi limbah pembalakan juga turut serta menjadi penyebab titik kebakaran hutan terjadi. Akumulasi limbah ini kemudian banyak ditumbuhi oleh lapisan vegetasi yang padat dan mudah terbakar daripada lapisan penutup tanah yang tidak begitu rapat.
Kebakaran hutan 1997-1998
Kebakaran tahun ini merupakan kebakaran terbesar dan terparah di dunia, sebab menghanguskan lebih dari 10 jt ha lahan di Indonesia. Kebakaran ini memiliki dampak kabut asap yang dirasakan hingga ke beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia. Berdasarkan analisis yang dilakukan WRI, salah satu penyebab dari kebakaran ini adalah fenomena El Nino yang kemudian tersulut oleh tindakan lalai dari beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab dalam membuka lahan. Mayoritas titik kebakaran dimulai dari areal Hutan Tanaman Industri dan perkebunan kelapa sawit, hingga menjadi tidak terkendali mencapai area hutan di sekitarnya.
Kebakaran hutan 2006
Fenomena El Nino tahun 2006 terekam cukup rendah. Namun, aktivitas pembakaran lahan yang tidak terkendali untuk keperluan pertanian menjadi salah satu penyebab besar kebakaran melanda di Indonesia pada tahun ini. Lebih dari 3 juta ha lahan telah terbakar dan memicu terjadinya polusi udara yang levelnya berhasil terekam melalui instrumen NASA yang disebut Measurements of Pollution in the Troposphere (MOPITT). Instrumen ini berhasil melacak level karbon monoksida di atmosfer yang menjadi salah satu indikator utama adanya polusi udara.
Kebakaran hutan 2015
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) besar pernah terjadi pada 2015. Lebih dari 2,6 juta ha hutan dan lahan hangus terbakar. Sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan hampir tertutup asap. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sumatera Selatan merupakan provinsi yang dilanda karhutla terluas, yakni lebih dari 646 ribu ha. Kalimantan Tengah di posisi kedua dengan luas karhutla sekitar 584 ribu ha dan Papua 350 ribu ha.
Kebakaran hutan 2019
Kebakaran hutan kembali merajalela di tahun 2019 dari aktivitas pembukaan lahan dengan membakar lahan untuk kebutuhan perkebunan terutama kelapa sawit. Kebakaran ini terjadi di Kalimantan Tengah. Kebakaran hutan yang melanda pada 2019 menyebabkan hangusnya lebih dari 850 ribu ha. Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa sebanyak 42% dari total area yang terbakar merupakan lahan gambut. Perubahan indeks vegetasi wilayah Kalimantan Tengah pada tahun 2019 terlihat lebih signifikan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Karena pada tahun 2019, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan area kebakaran terluas di Indonesia.
Melansir dari website Data Indonesia, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia telah menjadi kasus yang cukup sering terjadi dari tahun ke tahun. Jika dilihat dalam tujuh tahun terakhir, besaran luas kebakaran hutan dan lahan cukup fluktuatif. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sepanjang Januari-Desember 2022 tercatat sebesar 204.894 hektare (ha). Angka tersebut turun 42,9% atau setara 153.973 ha dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 358.867 hektare. Kebakaran hutan dan lahan yang paling parah terjadi pada 2019 yakni mencapai 1.649.258 hektare. Angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang seluas 529.267 ha. Berdasarkan provinsinya, karhutla paling banyak terjadi pada 2022 di Nusa Tenggara Timur yang mencapai 70.637 ha. Posisinya diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan luas karhutla mencapai 30.567 ha. Kemudian, di Kalimantan Barat yang mencapai 21.836 ha. Sementara luas karhutla di Maluku dan Sumatera Barat masing-masing tercatat sebesar 14.954 ha dan 9.832 ha.
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Bagi Iklim dan Lingkungan
Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mempengaruhi kehidupan dan memiliki dampak yang sangat signifikan bagi lingkungan.
Polusi Air
Hutan berkontribusi dalam menyumbang air tawar dalam jumlah besar. Mayoritas sistem air minum publik berasal dari daerah aliran sungai di dalam hutan. Mengutip College of Natural Resources News, mengapa asap kebakaran hutan dapat mencemari air bersih dikarenakan asap kebakaran hutan mengandung merkuri. Merkuri pada asap kebakaran hutan awalnya menyerang tanah dan tumbuhan. Kemudian, secara perlahan mencemari air bersih di dekatnya, seperti air sungai dan waduk. Berbagai jenis ikan di sungai yang tercemar merkuri pun ikut terkontaminasi. Jika ikan tersebut dikonsumsi manusia, dampak yang paling parah adalah terjadinya lerusakan pada otak dan sistem saraf. Selain merkuri, zat kimia lainnya yang juga terdapat pada asap kebakaran hutan dan mencemari air bersih adalah fosfat, nitrat, dan nitrit.
Polusi Udara
Asap dan kabut yang dihasilkan dari kebakaran hutan menciptakan polutan yang dapat menyebabkan berbagai gangguan pernapasan manusia dan makhluk hidup lainnya. Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak bangunan, saran pra-sarana transportasi atau invrastuktur dan lain-lain, sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan keracunan darah.
Hilangnya sejumlah spesies
Selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik(tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan.
Erosi
Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun.
Alih fungsi hutan
Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang ilalang.
Pemanasan global
Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
Sendimentasi sungai
Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap di sungai dan menimbulkan pendangkalan.
Meningkatnya bencana alam
Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan) meningkat.
Indonesia sebagai Negara dengan Hutan Hujan Tropis Terbesar ke-3 Di Dunia
Indonesia adalah negara dengan hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Republik Demokratik Kongo, tentunya di seluruh wilayah Asia. Hutan hujan Indonesia tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua, tepatnya di pulau-pulau besar Indonesia. Melansir FSC Indonesia, keanekaragaman flora dan fauna hutan hujan Indonesia tergolong lebih tinggi dibandingkan Amerika Selatan dan Afrika. Fenomena ini sangat penting dan memiliki dampak ekologi, lingkungan, serta sosial yang signifikan. Berikut adalah beberapa hal terkait fenomena tersebut:
- Keanekaragaman Hayati
Hutan hujan tropis Indonesia adalah rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna yang unik dan beragam. Ribuan spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme hidup di dalam ekosistem ini, termasuk spesies-spesies yang jarang ditemukan di tempat lain di dunia. Fenomena ini memberikan sumbangan besar terhadap keanekaragaman hayati global.- Dampak Iklim Global
Hutan hujan tropis berperan penting dalam siklus karbon dan iklim global. Hutan ini menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, membantu mengurangi efek pemanasan global. Namun, pembukaan hutan dan deforestasi dapat mengakibatkan pelepasan besar-besaran karbon ke atmosfer, yang berkontribusi pada perubahan iklim.
- Sumber Daya Alam
Hutan hujan tropis Indonesia juga merupakan sumber daya alam yang berharga, seperti kayu, tanaman obat, serta mineral dan sumber daya lainnya. Namun, pemanfaatan yang berlebihan dan tidak berkelanjutan dapat mengancam kelestarian hutan dan ekosistemnya.
- Ancaman Deforestasi
Meskipun Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang luas, deforestasi dan perambahan hutan terus berlanjut. Faktor-faktor seperti penebangan liar, konversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan, dan pertambangan ilegal menyebabkan hilangnya luas hutan yang besar setiap tahunnya. Ini mengakibatkan kerugian kehilangan habitat, spesies, dan dampak negatif terhadap iklim global.
- Konflik Sosial
Pembukaan hutan dan perubahan penggunaan lahan sering kali melibatkan konflik antara pemerintah, perusahaan, masyarakat adat, dan kelompok lingkungan. Perlindungan hak masyarakat adat dan pemberdayaan mereka dalam pengelolaan hutan menjadi hal penting dalam menjaga keseimbangan antara konservasi alam dan kebutuhan sosial-ekonomi.
Fenomena Indonesia sebagai negara dengan hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia mencerminkan pentingnya tantangan global terkait pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati. Upaya untuk menjaga hutan hujan tropis Indonesia memiliki implikasi yang sangat luas, termasuk dalam hal perlindungan lingkungan, keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta pembangunan berkelanjutan.
Tindakan Apa yang Dilakukan untuk Menjaga Hutan dan Lahan Serta Melestarikan Alam ?
![]() |
pic by Pacitanku |
Hutan Indonesia merupakan hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, tetapi kenyataannya kita sebagai pemilik hutan masih saja bertindak semena-mena. Tentunya secara teoritis, kita selalu diajarkan untuk menjaga kelestarian hutan, tetapi dalam praksisnya itu hanyalah buaian teori semata. Di sinilah pentingnya adanya kesadaran diri dari masing-masing individu dan tidak serakah.
Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.(QS. Al-Baqarah 205).
Manusia hidup di muka bumi harus memiliki tanggung jawab mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan konservasi untuk mencapai kemakmuran agar terpenuhi seluruh kebutuhan umat manusia, dan saling menjaga lingkungan sekitar kita dalam konteks apapun. Apabila kita merusak alam, pun tak ada lagi sesuatu yang dapat kita wariskan untuk generasi kita seterusnya.
Kesadaran menjaga hutan sangatlah penting karena hutan adalah salah satu sumber daya alam yang sangat berharga bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di planet ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menjaga hutan itu penting:
1. Mengurangi perubahan iklim: Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alami dan membantu mengurangi jumlah gas rumah kaca di atmosfer. Kehilangan hutan secara besar-besaran dapat mempercepat perubahan iklim dan mengakibatkan dampak yang merugikan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Mempertahankan keanekaragaman hayati: Hutan adalah rumah bagi jutaan spesies tumbuhan dan hewan. Kehilangan hutan dapat mengakibatkan kepunahan spesies-spesies tersebut dan mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati.
3. Menjaga ketersediaan air: Hutan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air alami dan membantu menjaga ketersediaan air bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Hutan juga membantu menjaga kualitas air dengan menyaring air hujan dan memperlahankan aliran air ke sungai.
4. Menjaga kualitas tanah: Hutan membantu menjaga kualitas tanah dengan menyimpan nutrisi dan memperlahankan erosi tanah. Kehilangan hutan dapat menyebabkan kerusakan tanah dan penurunan kualitas tanah yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian.
Oleh karena itu, menjaga hutan sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya di planet ini. Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga hutan :
Stop Illegal Logging
Illegal logging nyatanya masih berlangsung di beberapa daerah di Indonesia. Melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas pembabatan liar dan pembalakan ilegal dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan hutan dan lahan. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan patroli, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang larangan illegal logging, memperketat peraturan, serta memberikan hukuman yang tegas kepada pelaku ilegal.
Melakukan Reboisasi dan Penghijauan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang ditebang, tandus, atau gundul. Sedangkan Penghijauan adalah upaya pemulihan lahan kritis diluar kawasan hutan secara vegetatif dan sipil teknis untuk mengembalikan fungsi lahan. Upaya reboisasi memiliki banyak fungsi dan manfaat. Fungsi dari reboisasi diantaranya penghasil kayu bangunan, cadangan karbon, habitat bagi fauna, lahan. Selain itu, manfaat reboisasi diantaranya mencegah terjadinya erosi tanah, melestarikan kesuburan tanah dan lain-lain. Beberapa contoh pohon yang cocok ditanam dalam kegiatan reboisasi ini diantaranya pohon beringin, pinus, cemara laut dan cemara gunung, tanaman-tanaman MPTS (multi-purpose tree species), bakau kurap dan api-api putih.
Konservasi Satwa Liar
Konservasi satwa liar adalah tindakan melindungi spesies yang terancam punah dan hampir punah dengan melestarikan habitat aslinya. Ini dapat mencakup pembentukan taman nasional, cagar alam, dan koridor ekologi untuk memberikan habitat yang aman bagi satwa liar.
Pengurangan Limbah dan Sampah
Pengelolaan sampah di Indonesia dibagi menjadi dua, pertama yaitu pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dan kedua yaitu pengelolaan sampah spesifik. Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab pemerintah, sedangkan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah, pengurangan sampah yang meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Dalam hal ini, pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat memiliki perannya masing-masing.
Kegiatan penanganan sampah meliputi : pemilahan sampah sesuai jenis, jumlah, dan/atau sifatnya; pengumpulan sampah ke tempat pengolahan residu; pengangkutan sampah dari tempat pengolahan residu ke TPA; pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan pemrosesan akhir dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Mengurangi penggunaan plastik dan bahan-bahan sekali pakai, serta memastikan bahwa sampah dibuang dengan benar dapat dilakukan agar tidak mencemari lingkungan. Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Peran masyarakat antara lain pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah, perumusan kebijakan pengelolaan sampah, dan/atau pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga hutan dan alam serta dampak dari perilaku yang merusak lingkungan dan #BersamaBergerakBerdaya. Kesadaran masyarakat dapat mendorong tindakan yang lebih bertanggung jawab terhadap alam. Edukasi kepada masyarakat dapat dimulai dari sekolah, seperti The Fascinating World of Forestry (TFWoF), yang merupakan sebuah sebuah program edukasi interaktif kehutanan pertama di Indonesia yang ditujukan bagi kalangan pelajar yang bertujuan untuk memperkenalkan generasi muda mengenai kehutanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui berbagai macam kegiatan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) juga pernah dilakukan oleh Dosen Fahutan UNILAK di SMK Negeri Kehutanan Pekanbaru dengan Topik “Edukasi Pelestarian Hutan Mangrove dan Teknik Perbanyakannya Pada Siswa Siswi SMK Negeri Kehutanan Pekanbaru”.
Kolaborasi Internasional
Kolaborasi Internasional dibutuhkan guna melakukan kerjasama antarnegara dalam upaya melestarikan hutan dan alam, termasuk pengendalian perdagangan ilegal kayu dan produk hutan lainnya. Melansir pada website Green Peace, tiga negara dengan hutan hujan terbesar di dunia, yakni Brasil, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia membentuk aliansi untuk bekerja sama menyelamatkan hutan. Kesepakatan itu diambil pada Senin, 14 November 2022 lalu, dalam sebuah pertemuan di Bali menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Terbentuknya aliansi tiga negara ini menunjukkan adanya kesadaran untuk bekerja sama menyelamatkan hutan hujan tropis demi melawan krisis iklim.
Berdonasi
Tugas menjaga, mengelola dan melestarikan lingkungan hidup tentu saja bukan hanya tugas pemerintah. Peran masyarakat dalam mendukung program pelestarian lingkungan hidup juga dibutuhkan. Kita sebagai masyarakat bisa melakukan donasi di organisasi lingkungan hidup, seperti World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), Greenpeace Indonesia dan Lindungi Hutan.
Tindakan-tindakan ini sebaiknya diimplementasikan secara berkelanjutan dan terkoordinasi, melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, pemerintah, perusahaan, dan organisasi non-pemerintah guna mewujudkan #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku
Solusi Mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan
![]() |
De Djawatan Banyuwangi, by Melinda H Pinterest |
Mengatasi kebakaran hutan dan lahan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:
Pencegahan Awal
- Monitoring dan pemantauan yang intensif menggunakan teknologi seperti satelit, drone, dan kamera termal untuk mendeteksi awal kemungkinan kebakaran.
- Menerapkan larangan membakar di area-area rawan kebakaran selama musim kering.
- Menjaga kebersihan hutan dan lahan dari sampah dan material yang mudah terbakar.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran dan pentingnya tindakan pencegahan.
Manajemen Lahan
- Melakukan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dengan praktik-praktik pertanian dan kehutanan yang ramah lingkungan.
- Mengurangi atau menghindari penggunaan metode pertanian berbasis api.
- Menetapkan zona-zona hijau atau zona perlindungan di sekitar hutan dan lahan yang rentan.
Pengendalian Api
- Melakukan pemadaman dini dengan mobil pemadam kebakaran, alat-alat pemadaman, dan tim ahli yang terlatih.
- Memanfaatkan teknologi canggih seperti water bombing dari pesawat untuk meredam api.
- Membangun dan memelihara infrastruktur pemadaman, seperti jalan akses dan titik air di daerah terpencil.
Penegakan Hukum
- Memberlakukan hukuman yang tegas bagi individu atau perusahaan yang sengaja atau tidak sengaja menyebabkan kebakaran.
- Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum di area-area rawan.
Kolaborasi Antar Pihak
- Membangun kerjasama antara pemerintah, LSM, sektor swasta, dan masyarakat lokal untuk mengatasi kebakaran.
- Berbagi informasi dan sumber daya untuk mengoptimalkan respons terhadap kebakaran.
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
- Mendidik masyarakat tentang bahaya kebakaran dan cara menghindarinya
- Mengajarkan teknik-teknik pemadaman sederhana yang bisa digunakan dalam situasi darurat
- Melibatkan masyarakat dalam program pemantauan dan penanggulangan kebakaran.
Rehabilitasi Pasca Kebakaran
- Merencanakan upaya rehabilitasi pasca kebakaran untuk memulihkan ekosistem yang terpengaruh.
- Menanam pohon-pohon yang sesuai dengan ekosistem lokal.
- Memantau dan mengevaluasi pemulihan ekosistem secara berkala.
Penting untuk diingat bahwa mengatasi kebakaran hutan dan lahan memerlukan upaya lintas sektor, koordinasi yang baik, dan komitmen jangka panjang. Tidak ada solusi tunggal yang bisa mengatasi masalah ini sepenuhnya, tetapi dengan kombinasi dari beberapa langkah di atas, dampak kebakaran dapat diminimalisasi.
Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!
Referensi
Buku :
Haryanto, Tri. Manfaat Hutan bagi Kehidupan. Klaten: Cempaka Putih, 2008.
Jurnal :
Yurah, Amelia Monica. "Pencemaran Udara Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Ditinjau Dari UU No. 32 Tahun 2009". Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016
Muhammad, Abdullah. "Urgensi Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Al Quran". Volume 13 , No. 1, Juni 2022
Website :
FGMI. (2021, 28 Juli). Rekam Jejak Kebakaran Hutan di Indonesia. Diakses pada 13 Agustus 2023. https://fgmi.iagi.or.id/berita/berita-dunia-geosaintis/rekam-jejak-kebakaran-hutan-di-indonesia/
Indonesia Go. (2018, 24 Oktober). Anugerah dari Hutan Indonesia. Diakses pada 13 Agustus 2023. https://indonesia.go.id/ragam/keanekaragaman-hayati/ekonomi/anugerah-dari-hutan-indonesia
Lidungi Hutan. (2022, 28 Januari). Reboisasi Adalah: Pengertian, Tujuan dan Manfaat Reboisasi. Diakses pada 14 Agustus 2023. https://lindungihutan.com/blog/reboisasi-adalah-arti-dan-manfaat-reboisasi/
PRCF Indonesia. (2023, 14 Maret). Kesadaran Akan Pentingnya Keberadaan Hutan bagi Desa. Diakses pada 14 Agustus 2023. http://prcfindonesia.org/kesadaran-akan-pentingnya-keberadaan-hutan-bagi-desa/
Babel Review. (2022, 18 Mei). Konservasi Satwa Liar. Diakses pada 14 Agustus 2023. https://babelreview.co.id/konservasi-satwa-liar#google_vignette
Kementrian Keuangan. (2022, 30 Maret). Pengelolaan Sampah. Diakses pada 14 Agustus 2023. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/14891/Pengelolaan-Sampah-di-Indonesia.html
Greenpeace. (2022, 18 November). Tiga Negara Hutan Tropis Terbesar Teken Kesepakatan, Apa yang Jadi Catatan?. Diakses pada 14 Agustus 2023. https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/55789/tiga-negara-hutan-tropis-terbesar-teken-kesepakatan-apa-yang-jadi-catatan/
April. (2018, 16 April). Edukasi Kehutanan Kepada Generasi Muda melalui The Fascinating World of Forestry. Diakses pada 14 Agustus 2023. https://www.aprilasia.com/id/our-media/artikel/edukasi-kehutanan-kepada-generasi-muda-melalui-the-fascinating-world-of-forestry
Universitas Lancang Kuning. (2023, 16 Juni). Edukasi Pelestarian Hutan Mangrove dan Teknik Perbanyakannya Pada Siswa Siswi SMK Negeri Kehutanan Pekanbaru. https://unilak.ac.id/berita/detail/edukasi-pelestarian-hutan-mangrove-dan-teknik-perbanyakannya-pada-siswa-siswi-smk-negeri-kehutanan-p
0 komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Nanti saya kunjungin balik :)