Review Anggi

Halaman

  • Beranda
  • About Me
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Sitemap
  • Terms and Conditions
  • Home



Sejak munculnya pandemi Covid 19 ada kebiasaan baru yang awalnya terasa berat tetapi lama kelamaan menjadi hal yang biasa, seperti sering mencuci tangan, menggunakan masker dan menggunakan hand sanitizer untuk menjaga kesehatan kita.


Sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir penularan penyakit, World Health Organization (WHO) menghimbau masyarakat untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20-40 detik, terutama sebelum makan atau menyiapkan makanan, sebelum menyentuh wajah, setelah menggunakan kamar kecil, setelah meninggalkan tempat umum, setelah membuang ingus, batuk, atau bersin, setelah mengganti popok, setelah merawat seseorang yang sakit, dan setelah menyentuh hewan atau hewan peliharaan. CDC, Centers for Disease Control and Prevention, juga merekomendasikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air jika memungkinkan karena mencuci tangan dapat mengurangi pajanan semua jenis kuman dan bahan kimia di tangan.

Sebagai langkah untuk menghindari paparan virus COVID-19, para pakar telah mengingatkan pentingnya cuci tangan dengan air dan sabun. Tetapi, tidak sedikit orang menggunakan hand sanitizer untuk membasmi bakteri.


Sanitizer Alkohol dan Non Alkohol


Sanitizer biasanya menggunakan alkohol, namun sanitizer yang mengandung alkohol memiliki resiko terutama untuk bayi dan anak-anak karena dapat menyebabkan keracunan apabila tertelan. Anak-anak kemungkinan menelan hand sanitizer dengan aroma wangi, berwarna cerah, atau dikemas secara menarik. Hand sanitizer harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak dan harus digunakan dengan pengawasan orang dewasa.


Bagi moms dapat memilih sanitizer non alkohol untuk bayi dan anak-anak, ada iB Clean Sanitizer Multi Purpose nih yang memiliki banyak keunggulan.


Packaging


iB Clean dikemas dalam bentuk botol spray yang dilapisi dengan wrap serta ada box yang menjelaskan secara detail keunggulan produk. Warna hijau mint dengan gambar bayi menggambarkan bahwa iB Clean dapat digunakan untuk bayi dan anak-anak. 

Bagian depan box tertera keunggulan produk yaitu :

  • Japan Technology HOCL
  • Kill 99.9% germs, bacteria & virus in seconds
  • Natural deodorizer
  • Alcohol Free - Food Grade
  • All Natural - Eco Friendly


Bagian belakang box tertera penjelasan tentang HOCL, ingredients dan petunjuk pemakaian. 

Ingredients : HOCL, PH 2.7 or less, Chlorine 25-50 PPM, ORP 1000-1150 MV


Sekilas tentang HOCL


HOCL yaitu zat alami yang dapat membunuh 99,9% kuman dan bakteri dalam sekali semprot. 



Bagian samping box terdapat keunggulan lain dari produk, peringatan serta nomor Kemenkes RI. 

Review

Waktu pertama membuka kemasannya, saya langsung merasa "wah ini produk worth it!", dilihat dari packagingnya yang sangat aman dengan segel pada botolnya walau boxnya sudah penyok dalam pengiriman. Botolnya dilapisi dengan stiker doff memberi kesan mewah. 


Ada tombol On dan Off di spraynya sehingga aman dan tidak khawatir tumpah untuk di bawa ke mana-mana. Spraynya juga gampang disemprot. Amazenya produk ini beneran nggak mengandung fragrance. Pas banget untuk hidung saya yang agak sensitif dengan wewangian. 


Expired date tertera di botolnya. So nggak khawatir apabila boxnya hilang. Ukuran 250 ml bagi saya udah cukup sih untuk digunakan di rumah. Meski agak repot bila membawanya dalam tas karena ukurannya yang lumayan besar tapi karena keunggulannya dan aman banget untuk anak, jadi oke aja kalau mau dibawa 😊

iB Clean Multi Purpose Sanitizer

Kegunaan:

1. Membersihkan peralatan makan (food grade)
2. Membersihkan peralatan bayi
3. Sebagai Hand Sanitizer (aman dikulit bayi dan kulit sensitif)
4. Sebagai Disinfektan (Bisa disemprotkan keseluruh tubuh)
5. Dapat mensanitasi semua perlengkapan rumah tangga (non elektronik)

Keunggulan:

1. 100% Non Alkohol
2. Food Grade
3. Teruji Lab membasmi 99.9% kuman dan bakteri dalam hitungan detik
4. Japan Technology
5. Aman untuk bayi dan kulit sensitif
6. Aman jika tertelan (bukan untuk sengaja ditelan)
7. Human Friendly (kandungannya merupakan bagian alami dari sistem pertahanan internal tubuh manusia)
8. Sudah memiliki izin dari Kemenkes

Beli di Mana ? 

Moms bisa cek di Shopee iB Clean. 
Atau instagram : @ibclean.id

Sumber bacaan : Puslitbang

Anggi, 
Jogja, 27 November 2021

  • 0 Comments

Mendadak mau nulis tentang pernikahan saya yang ternyata udah berjalan selama 6 tahun. Mau dibilang nggak terasa tapi kok ya terasa banget 🤣 Meski pernikahan kami belum genap 10 tahun tapi bolehlah saya berbagi sedikit cerita pernikahan kami. 


Iya. Halu 🤣 Gegara kuisioner ala ala di IG ini aku jadi ingin melukiskan perjalanan pernikahan kami yang tentu saja warna-warni bagai lagu Balonku, yang kadang cerah kadang kelabu. 

Awal Pertemuan dengan Suami

Kalau mau diceritakan sebenarnya emang "dapetnya" ((barang kaliiii 🤣)) enggak kreatif banget karena kami dijodohkan sama salah seorang kerabat orangtua yang saat itu satu kantor dengan suami. Ya udah, dikenalin lah di rumah. Sebelum itu saya udah cek profil sosial media dan nggak ada apa-apa di sana. "Mau dikenalin sama om om dooong" 🤣 begitu batin saya waktu itu. Eh ternyata emang kami punya rentang usia sampai 8 tahun. Mau dibilang kayak om om tapi suami saya face-nya nggak tua-tua amat. Ya udahlah, anggap aja sama oppa kwkwkk. 

Kenapa saya tulis di insta story nama Hanung dan Zaskia Mecca. Sebenarnya saya bukan obsessed atau menjadikan mereka role model. Hanya saja kebetulan nasib jodoh saya sama seperti Zaskia Mecca yang punya suami beda usia jauh dan sama-sama asli Jogja. Jadi saya suka aja melihat keseruan mereka saat sedang ke Jogja. Nasib jodoh ya, kali aja kayanya bisa nular juga hahaha. 

Alasan Memilih Pasangan Jauh Lebih Tua 

Karena yang mau sama saya cuma dia doang 🤣 Saya emang tipikal cewek egois dan lemah mental. Saya mah mirip Hulk kalau lagi kumat wkwkwk. Sedikit cerita, saya beberapa kali dekat dan pernah punya pacar seumuran tapi wadidaw, ego masih sama-sama sangat tinggi sekali. Endingnya nggak bertahan lama apalagi jauh di mata mudah tergoda dengan lainnya. Intropeksi diri aja, emang saya kata orang tipenya "baperan", walau nggak boleh ya ngatain mental orang kayak gitu. Saya pernah ada rasa cocok dengan seseorang tapi ternyata dia sudah punya pacar dan akhirnya menikah juga hahaha. Ya udah. Saya menerima lamaran suami saya saat itu, karena dilihat dari "kacamata" perasaan saya, dia itu sabar. Udah. 

Enaknya Nikah Sama yang Lebih Tua

Emosi Lebih Stabil

Ini menurut pengalaman saya saja yah. Seperti yang saya sebutkan di atas, saya pernah dekat dengan beberapa lelaki berbagai macam rentang usia mulai dari beda 2 tahun, seumuran bahkan ada yang 6 tahun. Pengendalian emosi memang lebih stabil yang usianya jauh di atas 5 tahun untuk saya. Nggak tau yah, rata-rata yang cuma beda usia dikit aja nggak cocok sama karakter saya yang emang aduhai banget emosinya 🤣 Mungkin karena usia lebih tua udah lebih dewasa jadi lebih bisa mengatur emosi. Ibarat nih saya api, tapi pasangan saya jadi airnya. 

Lebih Memiliki Banyak Pengalaman dan Wawasan Luas

Satu hal yang saya suka dengan pria yang usianya lebih tua adalah karena jauh lebih memiliki pengalaman hidup ditunjang dengan wawasannya yang luas. Mungkin hal ini dikarenakan pergaulan mereka entah di kantor, teman sepermainan, dsb. Saya jadi lebih banyak mendapat pengetahuan baru dari suami saya, apalagi pengalaman kami jauh berbeda. Gimana nggak beda, jaman saya masih remaja piyik, suami saya sudah melalang buana di dunia kerja 🤣😌 

Lebih Visioner

Berkat dari banyaknya pengalaman yang mereka dapat, biasanya mereka yang usianya lebih dewasa dari kita akan lebih visioner. Hidup juga jadi punya target dan pandangan. Kalau dalam bahasa jawa tuh pikiran yang "nuweki" atau tua. 

Nggak Enaknya Nikah Sama yang Lebih Tua

Susah Beradaptasi dengan Hobi dan Pergaulan Pasangan yang Lebih Muda

Sebut saja drama korea... 😌 Walau suami saya mempersilahkan saya menonton drama korea, nggak pernah melarang apapun yang akan saya lakukan, tapi sampai detik ini saya belum berhasil "meracuni" suami saya buat menonton drama korea. Padahal saya sudah bilang kalau drama korea ada yang horror dan action. Bahkan saya udah ngasih liat aktris korea yang cantik-cantik. Kadang tuh saya suka iri sama istri yang punya suami mau ikut nonton drama korea. Kompak banget gitu. Lha suami saya dong, hmm 🤣

Kadang Kala Terlalu Serius Bahkan Seperti Kanebo Kering

Suami saya itu emang modelnya simple. Nggak terlalu ngikutin jokes atau hiburan di media sosial seperti twitter dan TikTok. Ada bagusnya sih, jadi mengurangi intensitas bermain gadget yang nggak penting ya. Suami saya juga nggak suka main game. 

Saat kami baru beradaptasi menjalani rumah tangga, saya pernah menganggap suami saya itu nggak asyik karena nggak mengikuti  perkembangan jokes era sekarang 🤣 Tapi perlahan saya mulai bisa menerima kalau suami saya ya emang gitu. Positifnya sih jadi nggak terjebak Fomo, ya udah santai aja gitu. Masih ada obrolan lain kan selain membahas yang viral atau hal yang nggak penting. 

Pikiran Ikut Menjadi Lebih Dewasa

Collagen mana collagen... Saya butuh collagen 🤣 Saya menikah di usia pertengahan waktu itu, mendekati usia 25. Dibilang dewasa ya iya, tapi kadang masih ada jiwa kekanakan. Akhirnya menikah dengan suami, saya jadi mengikuti alur pikiran suami saya. Ditambah lika-liku perjalanan hidup rumah tangga yang bagai roller coaster, saya jadi banyak belajar menghadapi situasi sulit. Suami lebih menjadi penyeimbang pemecah masalah yang solutif. 

Tentu saja tulisan ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi saya ya karena jelas bahwa setiap individu pasti berbeda. Ada yang merasa cocok dengan pasangan seumuran, istri yang lebih tua, atau suami yang lebih tua. Karakter bisa terbentuk dari banyaknya pengalaman hidup sehingga pada akhirnya saling mendewasakan, atau bisa jadi sebaliknya. Intinya sih mau menikah dengan usia berapapun yang penting adalah Komunikasi dan siap mental. Awal menikah jujur saya sebagai istri ribetnya kayak bocah pacaran karena main kode-kodean sandi morse. Perempuan pasti ngerti 🤣 Akhirnya makin lama saya belajar mengungkapan isi hati saya ke suami. Kadang kala yah sebagai perempuan yang super ribet, maunya cuma didengarkan keluh kesahnya. Alhamdulillah suami bisa ngerti, ya udah dia diem aja kalau saya mulai cerita, yang penting saya bisa plong mengeluarkan uneg-uneg saya.

Begitulah sedikit cerita saya menikah dengan usia yang lebih tua. Bagaimana dengan kalian besties. Adakah merasakan hal yang sama? 

Anggi,
Jogja, 23 November 2021

  • 2 Comments


Kebetulan sunscreen Eminaku lagi habis, mau cari lagi di swalayan tapi nggak ada. Eh nemu si kuning lucu ini dalam bentuk sachet yang ternyata lagi hitz di kalangan beauty enthusiast sejak kemunculan di awal tahun 2021. 


Carasun, The Tropical Skin Expert

  • SPF 45 & PA++++, perlindungan optimal dari sinar matahari tropis yang intens
  • Cloud like, tekstur seringan awan, kulit terasa nyaman sepanjang hari
  • Rice Extract & CitySTem, memberikan nutrisi, melembabkan, dan melindungi dari polusi
  • Clinically tested safe for sensitive skin
  • Fresh look up to 8 hours

Packaging



Carasun Solar Smart UV Protector kemasan sachet ini dikemas dalam bentuk tutup ulir putih dengan warna kuning yang menonjol dan dengan gambar daun seperti padi menggambarkan adanya kandungan ekstrak beras dalam produk ini. 

Ukuran sachet sunscreen ini berisi 8 ml dengan beragram klaim, kandungan serta cara pakai di belakang sachet dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 

Dalam kemasan tertera tulisan Korea tapi ternyata ini produk lokal. Hanya saja dalam proses produksinya, Carasun bekerja sama dengan Korea Selatan untuk menciptakan formula terbaik.

Review

Pertama kali aku beli Carasun ini, aku langsung meluncur review di salah satu channel Youtube tapi ada beberapa yang komentar bahwa nggak cocok untuk kulit berminyak. Kulitku cenderung normal berminyak dan berkomedo, dengan daerah dahi normal, namun hidung berkomedo dan sering berminyak di daerah pipi terlebih daerah dagu. Akibat membaca komentar tersebut aku awalnya ragu untuk mencoba Carasun ini. Ya daripada mubazir sudah beli ya udah aku pakai aja, dan hasilnya wooooowww...... 😍😍😍 Ternyata melebih ekspektasi, beneran aku nggak endorse loh ini hihi..



Aku suka sekali sama teksturnya unik seperti creamy seperti whipped cream gitu. Ketika pertama kali aku apply di kulit, krimnya meresap di wajah, nggak lengket di kulit, nggak ada whitecast. Rasanya kayak pake pelembab aja. 

Sebenarnya untuk di kulit berminyak agak tricky sih. Ada yang bilang terlihat makin berminyak, tapi kalau menurutku hasil akhirnya lebih dewy gitu mungkin karena ada kandungan silikonnya yah.

Meski dengan tekstur ringan, tips dari aku ketika memakai Carasun ini jangan langsung 'templok' tanpa nunggu kering terlebih dahulu, karena akan menghasilkan butiran putih mirip daki 😀😀 Jadi lebih baik menunggu cream meresap terlebih dahulu baru ditimpa lagi.

Kesimpulan

Overall aku sangat nyaman dengan sunscreen ini karena nggak meninggalkan whitecast, nggak menimbulkan rasa gerah dan nggak kusam. Rasanya sangat ringan seperti menggunakan pelembab biasa.

Carasun bisa kamu beli di minimarket, drugstore atau kalau mau online bisa ke :
by Anind Store

Anggi,
Jogja, 16 November 2021

  • 0 Comments


Bisnis olshop masih mandek, entahlah aku sudah menerapkan berbagai macam strategi blablabla, stok keluar 3 pcs aja alhamdulillah haha. Tapi aku emang aslinya nggak bisa diem sih. Akhirnya dua minggu ini aku beneran dibikin sibuk, bukan sama olshop tapi sama Ibu Sibuk! Apaan tuh....??

Tentang Orami

Sebelum mengupas lebih jauh tentang si Ibu Sibuk ini, kita kupas dulu tentang Orami yang membawahi si Ibu Sibuk ya... Orami itu sebuah platform seperti marketplace situs belanja khusus kebutuhan ibu dan anak, mulai dari diapers, fashion, hingga kecantikan yang didirikan oleh Ferry Tenka dan Gusmantara Ekamukti Himawan yang merupakan founder Groupon. Selain tempat belanja, Orami juga terdapat layanan konten khusus parenting dan ada komunitas bernama Ibu Sibuk.

Tentang Ibu Sibuk

Nah, Ibu Sibuk adalah program pemberdayaan ekonomi bagi komunitas ibu dengan membuka kesempatan menambah penghasilan sebagai brand ambassador, KOL/Influencer berbagai brand. Ibaratnya Ibu Sibuk ini menghubungkan antara brand dengan nan-micro influencer yang terdaftar di Ibu Sibuk.

Di Ibu Sibuk nggak cuma sebagai influencer saja tapi juga ada pelatihan melalui webinar tentang kiat-kiat berdagang online dan ilmu parenting lainnya. Selain itu didukung oleh grup telegram anggota, selain untuk saling sharing sesama anggota, juga sebagai tempat untuk saling support sesama ibu. Kece banget. 

Program Ibu Sibuk

Ibu Sibuk sendiri memiliki tiga program Campaign, yaitu Survey, Giveaway dan Product Review. 

Survey

Survey di sini biasanya apabila ada pelatihan webinar. Para influencer mendaftar sebagai peserta webinar yang nantinya akan dihubungi langsung dari pihak Ibu Sibuk untuk mengakses Zoom ataupun Grup Whatsapp. 



Product Review

Seperti yang diketahui, Ibu Sibuk menggandeng brand dan UMKM lokal untuk mempromosikan melalui influencer. Nah, para influencer bisa ikut mendaftar jika ingin mereview produk tersebut dan nanti akan dihubungi langsung dari Ibu Sibuk apabila terpilih melalui email atau whatsapp. Sayangnya, produk yang ditawarkan seringnya masih terbatas di daerah Jabodetabek saja. Aku berharap Ibu Sibuk bisa lebih memperluas jaringan supaya bisa menggandeng para UMKM di luar Jabodetabek. 



Giveaway

Kalau giveaway ini sama seperti giveaway umumnya untuk mendapat hadiah. Para influencer bisa mendaftar, lalu pihak Ibu Sibuk akan menghubungi para peserta. Giveaway ini tergantung briefing, ada yang tugasnya bisa langsung dikerjakan, ada yang harus menunggu dari Ibu Sibuk. 



Pengalaman Bergabung

Tentunya seru bangeeeetttt..... Aku lebih mengasah skillku. Seenggaknya biar akun instagramku nggak berdebu 😆 Ketika terjun di dunia influencer memang harus dituntut kreatif apalagi influencer sekarang banyak banget luar biasa. Walau aku belum pernah mendapat gift dari Ibu Sibuk, tapi aku dapat ilmu dari webinar alhamdulillah. Tentunya aku jadi lebih melatih diri agar membagi rutinitas rumah tangga dan kegiatan influencer. Kegiatan dari Ibu Sibuk ibarat "me time" sendiri untukku. Biar lah belum dapat gift atau job dari Ibu Sibuk, yang penting hati bahagia karena ada yang dikerjain selain ngurus rumah hehehe. 

Grup support Ibu Sibuk juga luar biasa sportif dan humble. Amazenya yang bergabung di sini dari semua kalangan, mulai stay at home mom sampai working mom dengan segala profesi. 

Syarat Gabungnya Apa Aja Mom ?? 

Syaratnya nggak susah :
✅ Sudah menikah
✅ Punya Instagram
✅ Akun publik (untuk pengecekan tim Ibu Sibuk) 
✅ Akun dan followers asli bukan fake/ghost 😃😁

Yuk yang mau gabung bisa download aplikasi Orami Play Store atau Apps Store. Lalu daftar pada menu IbuSibuk di home Orami. 


Setelah daftar di Ibu Sibuk, kamu bisa langsung pilih Campaign yang kamu mau. 


Selamat bergabung dan selamat sibuk di Ibu Sibuk! 
Mampir igku juga ya : @anggi.octvn


Anggi
Jogja, 14 November 2021
  • 0 Comments



Beberapa waktu lalu aku melihat postingan dari akun Magdalene tentang "Menjadi Perempuan Lajang di Tengah Teman-Teman yang Sudah Menikah". Dikatakan dalam postingan tersebut bahwa masih banyak orang bahkan teman terdekat sendiri yang menganggap perempuan lajang sebagai orang kesepian dan mereka yang sudah menikah sibuk menjodohkan teman yang lajang tersebut. Banyak yang berkomentar dalam postingan itu bahwa mereka memiliki pengalaman serupa. Lalu kemudian aku berkaca pada circle pertemananku sendiri.


Sedikit curhat nih ya. Rasanya semakin usia bertambah teman di dunia nyata terasa amat sedikit. Semakin lama semakin bisa mengelompokkan spesies pertemanan (lol). Maksudnya tuh kayak udah tau perbedaan teman alumni, teman kuliah, teman biasa, teman dekat, teman dekat banget, teman rasa saudara, sahabat kenthel, cuma tetangga, cuma teman bisnis, cuma teman pas ada maunya 😂 Apalagi nih kalau lagi terpuruk, bisa dilihat siapa aja yang ada di samping kita. Apalagi sejak menikah, rasanya malessss banget deket sama orang baru. Nih ya, anak masuk TK aja aku belum ada kenal wali murid sama sekali karena sekolahnya masih daring. Enngg tapi juga nggak kepingin kenal banget gitu 😂 Antara aku capek kalau ditanya 'asliku' mana, capek adaptasi dan aku emang introvert. Kok ya mending aku sibuk sama duniaku sendiri. 


Meski begitu aku nggak pernah sama sekali 'nggojloki' sahabatku yang masih lajang buat segera menikah. Lha ngapain kok ngurus banget hahah. Mending nih ya cari topik lain buat dibahas. Lagian menikah itu nggak kayak negeri dongeng. Rasanya biasa aja gitu, malah bebannya lebih banyak. Ngakuuuuuu hayo ??? 😂


Cerita dikit ya tentang sahabat-sahabatku. Aku punya beberapa sahabat, sahabat dari masa remaja dan masa kuliah. Pertama, sahabat masa remaja kalau dipikir-pikir cuma satu doang, Anita namanya. Beliau ini masya Allah.... recehnya ampun deh. Aku kenal beliau pun dari keisengan beliau menelponku dari wartel jaman SMP, nge-prank nelepon kalau gebetanku (saat itu) jatuh dari motor. Kan kesel yah 😂 Akhirnya dari situ Anita suka datang ke kelasku. Pernah satu kelas waktu kelas 3 SMP dan 3 SMA, jurusannya juga sama IPS. Ke mana-mana sering bareng. Pokoknya kami punya 'kartu As' masing-masing. Persahabatan kami berlanjut sampai kami menikah dan punya anak. Beliau juga yang membantuku saat ASIku seret, bahkan yang paling repot nyiapin traktiran dan kado buatku waktu aku pindah ke Jogja.


Kedua adalah sahabat kuliah. Ceritanya nih, jaman KKPPL (sebut aja praktek ngajar di lapangan karena aku jurusan keguruan) aku nggak dapat kelompok sama sekali. Ugh rasanya tuh kampret banget hahaha. Sebenarnya aku mau satu kelompok sama teman dekatku, sebut aja si M, tapi nggak jadi karena nunggu satu teman lain, si C, yang pingin bareng bertiga. Eh ternyata si C ini pengkhianat sekali. Dia nggak tau deh ngacir ke mana. Akhirnya aku dan si M memutuskan nggak satu kelompok karena nggak mungkin dong berdua aja sedangkan yang dibutuhkan adalah 5 orang. Akhirnya aku pasrah biar pihak kampus yang menentukan. Aku masuk di kelompok kelas reguler. Kelas reguler ini kelas A yang masuknya jalur SNMPTN sedangkan aku kelas B yang masuknya jalur mandiri.


Persahabatan kami dimulai dari sini. Awalnya kami nggak saling kenal karena jadwal kelas A dan B berbeda. Ketemunya kalau lagi ada mata kuliah yang umum aja, jarang say Hi gitu lah. Awal kenal rasanya kagok banget tapi karena anak kelas A ini suka receh jadi akhirnya aku terbawa suasana. Sampai akhirnya kami selesai praktek dan lulus kuliah.


Lama berpisah karena aku pulang kampung ke rumah orangtua, dan mereka melanjutkan kehidupannya juga. Beberapa dari kami sudah menikah, tinggal satu orang yang belum bahkan masih melajang sampai saat ini. Detailnya kenapa, tidak akan aku bahas di sini ya hehe. 


Jujur, aku sendiri nggak pernah sama sekali ngeledekin sahabatku ini macam-macam. Kayak ya udah biar aja masih lajang. Malah aku tetap mendorongnya untuk puas-puasin sendirian, karena kalau menikah bebannya ampun dah kalau masih waras udah syukur 😂😂😂😂 Eh bukannya aku nggak bersyukur loh ya, tapi aku cuma menyampaikan realita 😀😀😀


Kalau dihitung sih usia persahabatanku sudah mencapai 10 tahun bahkan lebih. Kalau menurut pakar itu sudah sangat istimewa 💓 So, gimana sih cara merawat persahabatan apalagi sudah melewati berbagai hal tentu saja bisa berbeda fase kehidupan. Ini beberapa tips dari aku ya.


1. Tidak Perlu Tahu Sebenarnya

Sahabat baik nggak selalu kepo dan terlalu mencampuri urusan sahabat. Apalagi sudah berusia dewasa. Jujur, aku sendiri nggak terlalu banyak bertanya apalagi mengintimidasi sahabatku sendiri. Aku menyadari aku sendiri punya masa lalu, sahabatku pun begitu. Tapi mari berkaca apa harus selalu tau cerita masa lalu sahabat, siapa mantan pacarnya, bagaimana caranya menjalani hubungan. Aku pribadi memilih untuk menanggapi apabila sahabatku sendiri yang bercerita atau meminta pendapat.


2. Memahami Ritme Kehidupan

Mungkin yah kalau waktu remaja maunya ke mana-mana selalu bersama. Naik motor bareng, nongkrong bareng. Cerita itu sudah berbeda ketika dewasa apalagi setelah lulus sekolah atau kuliah. Ada yang memilih bekerja, ada yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Hal kecil seperti sekedar meet up sudah jarang sekali dilakukan. Tapi apakah melunturkan persahabatan? Tentu nggak ya. Era digital sekarang masih ada chatt whatsapp, untuk sekedar bertanya kabar sudah cukup. Toh mereka juga punya masalah masing-masing dalam pekerjaan ataupun rumah tangga.


3. Menghargai Keputusan Sahabat

Terkadang sesama sahabat saling curhat berujung pada mencari solusi. Ya udah kasih aja solusi sepantasnya menjadi sahabat. Kalau sahabat mau nerima alhamdulillah, enggak juga nggak apa-apa. Kadang orang bertanya itu bukan untuk mendapat solusi tapi sekedar meyakinkan diri sendiri bahwa keputusan yang dipilih yang terbaik.


4. Tetap Saling Mengandalkan dan Mendukung

Sahabat apalagi sudah terjalin lebih dari 10 tahun sudah seperti satu jiwa. Tetaplah saling mengandalkan. Hadir apabila diminta pertolongan dan tetap saling mendukung apapun yang dilakukan sahabat. Tetap di sisinya dalam hal terpuruk sekalipun.


5. Berbicara Sesuai Adabnya

Belajar cari topik yang sesuai dengan hobi atau favorit bersama. Janganlah mengintimidasi sahabat yang berbeda pandangan dengan kita. Ibarat nih ya satu orang dicubit, yang lain juga ikut sakit. Misal nih ada sahabat yang memilih untuk tidak menikah dulu atau menunda momongan dulu karena berbagai pertimbangan. Lah, masak iya kita sibuk mengomentari pilihan hidup mereka? Lah kalau hobinya ngejelekin, nggak nyambung, ngomongin yang bertolak belakang sama prinsip hidup orang yakin itu sahabat?? 😂😂😂


Yap segitu dulu tips merawat persahabatan dari aku. Kalau kamu gimana nih?


Anggi,

Jogja, 12 November 2021


  • 0 Comments





Assalamualaikum,

Ini blog pertamaku yang membahas tentang review beauty. Sebenarnya aku dulu tahun 2018 udah punya blog review cuma nggak konsisten, ditambah anakku masih batita saat itu, masih butuh perhatian lebih. Hmmm ya udah sekarang mulai dari 0 lagi kalau kata abang di pom bensin 😁


Pernah dengar slogan "One Lipstick is Never Enough"? Berapa lipstik sih yang kamu butuhin buat sehari-hari. Sebenarnya nggak ada patokan khusus untuk punya lipstik berapa sih ya, semua tergantung kebutuhan. Kalau aku satu biji aja cukup banget! Apalagi aku ibu rumah tangga yang nggak terlalu banyak aktivitas di luar rumah. Di dalam rumah pun kadang aja kalau sempat dan ingat, lebihnya kadang lupa. Dulu aku pernah punya lipstick pallete gitu, tapi nggak habis dan warna yang dipakai itu-itu aja. Ya udah deh sekarang beli sebutuhnya dan satu lipstik bisa untuk 3 bulan 😊😉


Kali ini aku mau review salah satu lipstik favoritku. Nyarinya gampang tinggal jalan aja ke minimarket maret. Aku pilih The Simplicity Matte Lip Cream by Y.O.U Shade no 3 karena warna hint-nya lebih ke orange cocok sama kulitku yang agak kuning langsat jadi lebih fresh.



The Simplicity ini salah satu line dari brand Y.O.U yang brandingnya lebih ke remaja dan dewasa muda (hmmm aku bukan?😅) kalau dilihat dari tampilan akun Instagramnya cute, fresh dan serba pink. 







Info : 


The Simplicity Matte Lip adalah Lip cream matte bertekstur lembut dan memiliki pigmentasi tinggi dengan aplikator runcing untuk hasil akhir yang lebih maksimal.


Klaim :

1. Transferproof
Lip cream dengan formula yang tidak mudah transfer sehingga tampilan bibir tetap cantik sepanjang hari.
2. High Intense Color
Memiliki pigmentasi tinggi yang mampu menutup garis-garis halus di bibir dalam sekali poles.
3. All-day Light Wear
Terasa ringan dan memberikan kenyamanan sepanjang hari.

Netto : 4.5 gr


Pilihan Warna :


01 Sensational
02 Sweet
03 I Love It
04 High Five
05 Nice One
06 Marvelous
07. Gracious (new)
08. Joyfull (new)


Packaging


Packagingnya berwarna peach cute gitu warnanya 😍 Terdapat bagian semi transparan yang memperlihatkan shade atau warna dari lipcream. Ukurannya mungil dan simple karena emang mini jadi handy enak ditaruh di pouch. Ukuran seperti ini juga sangat travel friendly.


Aplikator


Seperti pada aplikator umumnya, produk ini dilengkapi aplikator pada tutupnya. Aplikatornya runcing. Ternyata kelebihan lip matte mungil seperti ini sangat nyaman diaplikasikan ke bibir, kayak langsung nyampe gitu lho, ngerti nggak sih 😂


Tekstur dan Shade


Formula dari lip cream ini matte dengan tekstur sedikit creamy.  Warnanya cenderung pink hint orange. Hal yang aku suka adalah warnanya sangat pigmented dalam satu kali pulas, dapat menutup warna pinggir bibir yang hitam. Namun sama dengan lip cream pada umumnya, sebelum memakai lip cream ini harus menggunakan lip balm terlebih dahulu agar tidak terlihat crack. 

Lip cream ini tidak gampang luntur dalam beberapa jam. Saat makan minum pun meninggalkan stain di bibir. Amazingnya juga selain pigmented, lip cream ini juga transferproof. Bahkan membersihkannya wajib banget menggunakan make up remover. 

Scent

Lip cream ini ada wangi sedikit. Aku belum tau pasti apakah ini wangi 'khas' The Simplicity karena aku baru kali ini membeli produk The Simplicity. Wanginya tuh mirip bubble gum tapi tipis gitu dan nggak mengganggu

Kesimpulan

Aku suka sama lip cream ini karena bisa digunakan untuk sehari-hari. Ringan di bibir juga meski memang harus menggunakan lip balm dan harus rajin merawat bibir dengan lip scrub dan lip sleep mask. But overall is oke.

Kamu bisa membeli lip cream ini di minimarket atau di Shopping Mall : 
Y.O.U Official

Aku juga menuliskan review singkat lip cream ini di akun instagramku @anggi.octvn

Gimana? Ada yang udah pernah nyoba?

Jogja,
9 November 2021








  • 0 Comments

Follow Me

  • instagram
  • Blog
  • Twitter
  • Tiktok

Community

1minggu1cerita

recent posts

Labels

1minggu1cerita Beauty Beauty Review Blogger Perempuan BTS Curhat Emak Cushion Drama Korea Isu Terkini Kpop Life Story Lifestyle Marriage Parenting Product Review Review Buku Review Drama

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Archive

  • ►  2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (5)
    • ►  Juli 2023 (5)
  • ►  2022 (9)
    • ►  Maret 2022 (2)
    • ►  Februari 2022 (4)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ▼  2021 (18)
    • ►  Desember 2021 (6)
    • ▼  November 2021 (6)
      • [Product Review] iB Clean, Sanitizer Multi Purpose
      • [Marriage Story] Cerita Menikah dengan Suami yang ...
      • [Beauty Review] Carasun Solar Smart UV Protector S...
      • Sibuknya di Ibu Sibuk
      • [Life Story] Merawat Persahabatan
      • [Beauty Review] The Simplicity Matte Lip Cream by ...
    • ►  Juli 2021 (1)
    • ►  Juni 2021 (4)
    • ►  Mei 2021 (1)

Popular

  • Suka Dunia Beauty? Gabung di Beauty Community Saja!
    Suka Dunia Beauty? Gabung di Beauty Community Saja!
    by pixabay Siapa nih yang suka ngobrolin produk kecantikan seperti skincare dan make up? Apalagi saat ini banyak brand kecantikan bermuncula...
  • Emina Aloe Vera Gel
    Emina Aloe Vera Gel
      Soothing gel memang bukan hal baru di dunia skincare. Produk ini udah booming banget sejak munculnya Kbrand beberapa tahun lalu. Biasanya,...
  • Review Scarlett Peeling So Good, Eksfoliasi Wajah Jadi Mudah
    Review Scarlett Peeling So Good, Eksfoliasi Wajah Jadi Mudah
    Peeling So Good Scarlett Akhirnya saya mencoba peeling gel dari Scarlett. Sebenarnya apa sih peeling gel itu? Wajib nggak sih? Peeling gel i...

About Me

 

Stay at home mom. A learner.

Pengikut

instagram

Laporkan Penyalahgunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top