Drama Korea "Because This is My First Life" : Potret Perjuangan Mimpi Perempuan Kelas Menengah

sumber : soompi.com


Assalamualaikum, 
Annyeong... 

Baru pertama kali aku nonton drama ini padahal udah tayang 2017 lalu, dan baperrrrrrrrr..... Pantas saja waktu aku update tentang drama ini di instastory, beberapa orang langsung DM aku, mereka bilang kalau drama ini memang bagus bahkan ada yang menonton ulang beberapa kali. Ternyata ceritanya emang sederhana tapi menyimpan makna tersirat. Apalagi kisah cinta pemain utamanya yang eummm.....bikin mikir lagi tentang apa arti pernikahan, uhuk...

Banyak fenomena kehidupan yang diangkat dalam drama ini, khususnya untuk kaum perempuan yang entah hingga hari ini masih saja menjadi warga kelas dua. Drama ini juga membahas isu-isu tentang pelecehan seksual dan seksisme di tempat kerja, otoritas tubuh, hingga kesenjangan sosial dan ekonomi. Walau permasalahan yang diangkat demikian kompleks, namun drama ini disajikan dengan humor para tokohnya.

Ji-hoo (Jung So-min), Ho-rang (Kim Ga-eun), dan Soo-ji (Esom) adalah tiga perempuan yang bersahabat sejak SMA. Saat menginjak usia ke-20, ketiganya merantau ke Seoul dari sebuah kota kecil untuk kuliah dan bekerja, dengan harapan bisa memperbaiki nasib di sana. Mereka berasal dari keluarga miskin. Apabila usaha mereka gagal, mereka tidak bisa kembali ke rumah orang tua, ataupun meminta bantuan dari keluarga. Ketika masalah datang pun mereka harus menyelesaikannya sendiri tanpa intervensi. Ini adalah gambaran realistis dari kehidupan anak-anak muda kelas menengah, yang dituntut untuk mencapai kestabilan ekonomi dalam usia muda, juga untuk memperbaiki nasib keluarga. Tahun demi tahun berjalan, ketiganya memiliki peruntungan karier dan finansial yang berbeda, yang kemudian ikut mempengaruhi cara pandang mereka mengenai hubungan dan pernikahan.

Ho-rang memiliki cita-cita ingin menikah dan berkeluarga, karena ia berasal dari keluarga miskin ia menganggap bahwa pernikahan adalah jalan keluarnya dari garis kemiskinan sebab dukungan finansial dari suami. Ia juga menganggap bahwa pernikahan guna menyelamatkannya dari tatapan sinis orang-orang yang selalu mengecilkan perempuan yang tidak atau belum menikah. Ho-rang menganggap bahwa perempuan yang awalnya tidak saling mengenal bisa menjadi saling akrab apabila berada dalam lingkungan pernikahan serta memiliki anak.

Berbanding terbalik dengan Ho-rang, Soo-ji selalu menganggap bahwa laki-laki dan pernikahan adalah omong kosong. Ia hanya menganggap bahwa laki-laki yang datang padanya hanya menginginkan seks. Ia besar dengan seorang ibu tunggal yang memiliki disabilitas fisik. Soo-ji kecil memiliki impian untuk memperbaiki nasib dirinya dan ibu. Soo-ji sadar, karena dirinya datang se-“paket” dengan ibunya, tidak akan ada laki-laki yang mau tinggal bersama atau menikah dengannya.

Soo-ji sering mengalami pelecehan seksual dan perlakuan-perlakuan seksis seperti gaslighting dan mansplaining dari rekan kerja laki-lakinya di kantor. Meski begitu, ia tetap bertahan bekerja di perusahaannya, karena ia butuh uang untuk hidupnya dan sang ibu, dan perusahaannya memberikan gaji yang besar.

Sementara itu, Ji-hoo tidak pernah mempertimbangkan pernikahan sebagai sebuah hal yang penting, sampai ia kesulitan keuangan dan nyaris tidak bisa menyewa tempat tinggal yang layak. Ketika ia bertemu Nam Se-hee (Lee Min-ki), seorang pegawai di start-up teknologi yang mengajaknya menikah secara kontrak, Ji-ho menerima tawaran itu.

Jatuh Bangun Perempuan di Dunia Kerja

Drama ini berusaha mendobrak tentang isu feminisme dan kesetaraan gender terutama di dunia kerja. Ji-Hoo, yang hendak diperkosa rekan kerjanya tapi hanya permintaan maaf yang ia terima. Malah Ji-hoo yang disalahkan karena tidur di tempat sepi seorang diri, sementara pemerkosa dibebaskan dengan alasan sedang mabuk.


Soo-Ji, yang dalam drama ini sangat sering menjadi sorotan korban pelecehan seksual di kantornya. Ia sering mendapat komentar jorok dari atasan, soal mengenai memakai bra atau tidak bahkan menjadi taruhan oleh rekanannya. Soo-Ji hanya bisa memendam amarah karena ia sadar ia bekerja hanya butuh uang untuk menopang hidupnya dan juga ibunya. Meski pada akhirnya Soo-Ji dengan sangat elegan keluar dari perusahaan tersebut dan merintis bisnisnya bahkan memiliki pendapatan sangat besar dalam waktu singkat.

Ho-rang juga mengalami hal serupa. Rahimnya sering disalahkan sebab menstruasi apabila ia sedang emosi oleh rekanannya.

Jatuh Bangun Dalam Cinta

sumber : hancinema.net

Selain dunia pekerjaan, drama ini juga menyoroti tentang cinta dan pernikahan antar tokoh, terutama oleh tokoh utamanya, Ji-hoo dan Se-Hee. 

Ji-Hoo yang memang masih tak memiliki pekerjaan tetap serta tempat tinggal layak, membutuhkan tempat tinggal nyaman. Lalu Nam Se Hee membutuhkan teman serumah untuk turut membayar sewanya. Seperti yang telah diketahui bahwa membeli rumah atau apartment sangat mahal di Korea Selatan. 

Nam Se Hee membutuhkan Ji-Hoo, kemudian sebaliknya demi keamanan dan kenyamanan bersama, maka mereka memutuskan jalan pernikahan ialah satu-satunya, walau ada kontrak di atasnya. Jalan mereka menuju pernikahan pun juga tak mulus, karena namanya pernikahan adalah menyatukan kedua keluarga. Sama seperti keluarga pada umumnya, selalu ada konflik di antara mereka dengan keluarga besar mereka, soal upacara pernikahan, latar belakang keluarga yang hanya mementingkan pihak laki-laki daripada perempuan, hingga keinginan ibu Ji-hoo agar Ji-hoo tetap mengejar impiannya walau telah menikah. Seiring berjalannya waktu, mereka saling jatuh cinta.

Soo-ji yang awalnya selalu menolak kehadiran pria dalam kehidupannya akhirnya menemukan pasangan yang tepat serta dewasa dalam menghadapi Soo-ji, bahkan selalu mendukung keputusan-keputusan Soo-ji termasuk mengembangkan usaha sendiri setelah ia keluar dari pekerjaannya.

Sementara Ho-rang memiliki kekasih, Woon Seok, yang telah ia pacari selama kurang lebih tujuh tahun. Dalam perjalanan kisahnya mereka juga mengalami up down, ditambah keinginan besar Ho-rang yang ingin segera menikah memperkeruh keadaan. Walau sempat berpisah, namun pada akhirnya mereka bersama lagi.

Insight

Waaah, kalau ngomongin soal insight apa yang bisa didapat dari drama ini tentunya sangat banyaaaaaakkkk. Ceritanya sangat kompleks tentang kehidupan nyata tapi dikemas ringan. Pengembangan karakter yang cukup lumayan juga menurutku. Percakapan antar tokoh, terutama tokoh utama yang penuh dengan kata-kata dengan makna mendalam. Bikin penonton semakin memikirkan apa itu arti cinta dan pernikahan sesungguhnya. Cerita persahabatan yang digambarkan juga indah, dimulai dari jaman SMA hingga masuk dunia kerja. Walau mereka memiliki impian berbeda namun mereka tetap bersatu. Mereka ada di saat kritis satu sama lain. Dalam persahabatan mereka pun tidak pernah menyinggung soal ranah pribadi masing-masing kecuali ada yang memulai, sangat menghargai pokoknya. Relate sekali kan yah, kadang di tempat kerja atau lingkungan baru kita susah banget dapat yang 'sreg' sama kita. Semakin usia dewasa bertambah semakin kecil pula 'circle' kita. Bukan memilih, tapi itu adalah soal kenyamanan. Apalagi kalau bicara tentang cinta. Cita-cita Ji-Hoo sesungguhnya memang bukan menulis, tapi menemukan cinta, bertemu seseorang seperti takdir. Ya, apa artinya kalau pernikahan tanpa cinta yang apa adanya, saling mendengarkan, sehat, tidak menuntut apa-apa, tanpa tendensi dan setara.

Ini Kata Anggi.
Bagaimana dengan Kata Kamu?

Jogja, Mei 2021
Anggi

You Might Also Like

2 komentar

  1. Detail bangeettt siihh Kak nyeritain dramanya. Huhuuu emangg ini drama yang kata aku harusnya booming banget! Maknanya gilaa ahh kereenn pokoknya diakhir episode selalu aja ada kata-kata yang bikin hati meleleh. Relate banget sama kehidupan. Ditonton sampe berapa kali pun gak bosan heheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. buenerr...... aku sampe cari buku puisi dan novel 19 room itu lhooo saking penasarannya dan suka banget sama drama inii

      Hapus

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Nanti saya kunjungin balik :)